Serat Sutera adalah serat terbaik dari seluruh jenis serat yang ada. Serat ini hampir sempurna, sangat halus, dan dalam setiap seratnya dapat memiliki panjang 300m s.d.1200m tanpa terputus. Sutera berbeda dengan jenis serat nabati dan hewani karena sutera tidak terdiri dari sel, melainkan protein.
Penghasil sutera adalah ulat yang menghasilkan sutera sebagai pelindung kepompong saat proses metaformosis. Peternak ulat sutera banyak ditemui di Cina, Jepang, India, Turki, dan Perancis. Sutera yang terbaik berasal dari ulat sutera liar yang pada umumnya menghasilkan sutera yang lebih lembut dibanding ulat yang dibudidayakan.
Proses budidaya ulat sutera dimulai dengan telur ulat yang dibiarkan hingga menetas. Setelah menetas ulat dipindahkan ke kotak dan diberi makan daun mulberry. Saat telah dewasa, ulat memanjat ranting yang diletakkan di kotak dan mulai membentuk kepompong. Sutera keluar dari dua lubang di dekat mulut ulat yang pada awalnya berupa cairan lalu kemudian mengeras menjadi serat sutera. Dengan gerakan yang seperti membentuk angka 8, ulat sutera menjalin sutera dari bagian kepala hingga kaki sampai akhirnya seluruh tubuh ulat tertutupi sutera. Jika ulat sudah berubah menjadi ngengat, dia akan keluar dari kepompong dengan memakan sebagian kepompong. Hal ini dapat merusah serat sutera yang sebelumnya terjalin tidak terputus. Oleh karena itu, kepompong dipanen sebelum ngengat keluar. Kepompong dipanggang dengan suhu rendah untuk membunuh ulat, namun tetap mempertahankan sutera.
Kepompong yang sudah dipanen lalu direndam dalam air sabun hangat untuk memecah ikatan kepompong. Lalu, kepompong akan terurai menjadi serat sutera dan dapat dicari bagian ujung dari serat suteranya. Empat sampai lima serat akan disatukan dan dipintal bersama untuk membentuk benang sutera. Benang tersebut lalu dijemur hingga kering. Setelah kering benang akan menyusut sehingga beberapa benang perlu digabungkan untuk menghasilkan benang dengan diameter yang diinginkan.
Penghasil sutera adalah ulat yang menghasilkan sutera sebagai pelindung kepompong saat proses metaformosis. Peternak ulat sutera banyak ditemui di Cina, Jepang, India, Turki, dan Perancis. Sutera yang terbaik berasal dari ulat sutera liar yang pada umumnya menghasilkan sutera yang lebih lembut dibanding ulat yang dibudidayakan.
Proses budidaya ulat sutera dimulai dengan telur ulat yang dibiarkan hingga menetas. Setelah menetas ulat dipindahkan ke kotak dan diberi makan daun mulberry. Saat telah dewasa, ulat memanjat ranting yang diletakkan di kotak dan mulai membentuk kepompong. Sutera keluar dari dua lubang di dekat mulut ulat yang pada awalnya berupa cairan lalu kemudian mengeras menjadi serat sutera. Dengan gerakan yang seperti membentuk angka 8, ulat sutera menjalin sutera dari bagian kepala hingga kaki sampai akhirnya seluruh tubuh ulat tertutupi sutera. Jika ulat sudah berubah menjadi ngengat, dia akan keluar dari kepompong dengan memakan sebagian kepompong. Hal ini dapat merusah serat sutera yang sebelumnya terjalin tidak terputus. Oleh karena itu, kepompong dipanen sebelum ngengat keluar. Kepompong dipanggang dengan suhu rendah untuk membunuh ulat, namun tetap mempertahankan sutera.
Kepompong yang sudah dipanen lalu direndam dalam air sabun hangat untuk memecah ikatan kepompong. Lalu, kepompong akan terurai menjadi serat sutera dan dapat dicari bagian ujung dari serat suteranya. Empat sampai lima serat akan disatukan dan dipintal bersama untuk membentuk benang sutera. Benang tersebut lalu dijemur hingga kering. Setelah kering benang akan menyusut sehingga beberapa benang perlu digabungkan untuk menghasilkan benang dengan diameter yang diinginkan.
Gb.1 Daur hidup ulat sutera (bawah-atas: kepompong, ulat menjalin sutera, kepompong terbungkus sutera, ulat, ngengat) |
No comments:
Post a Comment