Friday, 30 March 2012

Kain Tenun Tradisional

Gb.1 Kain Tenun Toraja dari Toraja

Pada zaman primitif, masyarakat tidak menenun kain dengan ukuran yang sangat luas lalu dipotong-potong untuk kemudian dijadikan pakaian. Kain yang mereka tenun sudah dirancang dan disesuaikan dengan tujuan tertentu, misalnya sebagai alas tidur, jubah, atau selimut. Setiap suku dapat memiliki rancangan dan komposisi bahan yang berbeda, disesuaikan dengan bahan-bahan yang tersedia dan bentuk-bentuk yang umum terlihat di sekeliling pemukiman.



Gb.2 Kain Tenun Beragi Betabur dari Brunei

Desain dari hasil tenunan sangat konvensial dan cenderung monoton. Dekorasi pada kain tenunan seringkali tidak memiliki kaitan dengan fungsi dari kain tenunan tersebut. Pola dan desain yang cenderung monoton ini menjadi semacam ciri khas bagi suatu suku terhadap suku yang lain. Motif dekorasi kain tenun biasanya erasal dari objek natural yang mereka temui dalam kehidupan keseharian.


Thursday, 29 March 2012

Mesin Tenun

Mesin tenun pertama  kemungkinan besar berasal dari India. Mesin ini lalu semakin dikembangkan di  Eropa. Tidak bagian esensial yang berubah sejak zaman kuno sampai sekarang ini dalam proses kerja mesin tenun. Para nenek moyang kita melakukan pekerjaaan menenun mengandalkan kelincahan gerak tangan dan kaki, sementara di zaman modern kita mengandalkan dinamo dan hanya menggerakkan tangan untuk menjaga jika susunan benang keluar dari posisi yang ditentukan. Saat suatu tenunan akan diberi suatu pola, kita tidak lagi memindahkan benang berwarna satu dengan warna yang lain secara manual, melainkan cukup dengan memencet beberapa tombol.

Gb.1 Mesin tenun masa Jepang kuno
Gb.2 Mesin tenun yang umum dipakai di Amerika pada zaman kolonial


Gb.3 Mesin tenun modern


Cara Kerja Mesin Tenun

Pada dasarnya apa yang dilakukan oleh mesin tenun adalah sebagai berikut:
1. mengangkat kumpulan benang vertikal yang akan memberikan bukaan bagi benang horizontal untuk masuk
2. memasukkan benang horizontal ke dalam bukaan
3. merapatkan benang horizontal ke kumpulan benang vertikal
4. menggulung bagian kain yang sudah jadi untuk memudahkan proses masukan selanjutnya

Gb.4 Diagram mesin tenun pada umumnya

Wednesday, 28 March 2012

Tekstil dan Pakaian Part. 2

 Menenun bagi beberapa orang dikatakan sebagai klimaks dari perkembangan industri tekstil. Menenun adalah kegiatan dan juga merupakan seni yang dipraktikkan oleh hampir semua suku tradisional. Praktis secara umum setiap kebudayaan mengenal proses dan teknik menenun. Pada awalnya seni ini digunakan untuk membuat tikar maupun keranjang, kemudian seni ini diterapkan pada benang. Pada dasarnya menenun hampir sama dengan mengayam hanya saja medium yang digunakan adalah benang.

Gb.1 Wanita suku Pueblo menenun untuk pembuatan ikat pinggang

Pada awalnya, kegiatan menenun dilakukan dengan mengikatkan beberapa benang ke pengait kemudian benang isian dimasukkan secara berselang-seling, mirip proses mengayam. Lalu isian yang sudah diselang-seling tadi dirapatkan. Proses menenun di masa-masa awal ini bisa memakan banyak waktu karena banyaknya lajur benang yang harus diselang-seling.

Heddles

Perkembangan selanjutnya dari teknik menenun adalah ditemukannya alat yang mampu memisahkan lajur benang naik dan turun sehingga proses menyelang-nyelingkan benang isian dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Alat ini dinamakan Heald atau Heddles. Heddles berbentuk mirip sisir yang memiliki rongga yang lebarnya sama persis dengan jarak antara benang yang terkait ke pengait. Pada salah satu rongga terdapat penahan yang akan mengangkat benang ke atas saat Heddles dinaikkan.

Gb.2 Heddles di masa awal teknologi tenun


Tuesday, 27 March 2012

Tekstil dan Pakaian

Gb.1 Memintal benang menggunakan Gelondongan
Menggulung dan memintal telah menjadi salah satu jenis kesenian tertua yang diciptakan manusia.Metode kuno dalam menjahit yang melibatkan menggulung benang, rambut, rumput, dan bulu di antara jempol dan jemari maupun bagian telapak tangan, telah berkembang menjadi proses modern yang menggunakan mesin canggih dan kemampuan presisi komputerisasi. Kebutuhan untuk mengamankan suatu barang maupun memperkuatnya telah mengarahkan manusia ke dalam kegiatan mengikat, mengeratkan, dan menjahit. Mengayam rumbaya untuk digunakan sebagai atap maupun kulit hewan yang dijahit untuk pakaian merupakan cikal bakal dari tekstil dan pakaian yang telah menjadi kebutuhan sehari-hari sekarang ini. Seluruh kebudayaan tekstil dan pakaian yang ada saat ini, dimulai dari kegiatan menggulung di zaman primitif.

Tidak ada yang tau pasti kapan dan dimana proses menggulung atau memintal ini mulai terjadi. Yang pasti proses ini melibatkan pengencangan bulu domba ke sebuah batu yang kemudian diputar hingga cukup kaku sehingga membentuk sebuah benang. Perkembangan selanjutnya, proses memintal menggunakan gelendong benang untuk menampung benang yang dihasilkan dan memudahkan pemintal mendapatkan benang yang cujup panjang. Lalu ditemukanlah mesin pemintal sederhana yang kemudian semakin mempercepat produksi benang. Penggunaan gelondongan baru digantikan oleh mesin pemintal pada abad ke-15 yang kemudian diperbarui dengan tambahan tenaga uap pada abad ke-18.

Proses produksi benang inilah yang menjadi landasan dalam perkembangan tekstil selanjutnya. Benang kemudian akan dirajut menjadi kain. Merajut pada awalnya adalah sebuah seni yang bahkan masih bertahan hingga kini. Kain rajutan yang memiliki pola tertentu, terutama yang bernilai tradisional, dihargai sangat tinggi dan memiliki nilai tersendiri. Rajutan pada dasarnya adalah kegiatan mengayam benang untuk membentuk sebuah kain.