|
Gb.1 Memintal benang menggunakan Gelondongan |
Menggulung dan memintal telah menjadi salah satu jenis kesenian tertua yang diciptakan manusia.Metode kuno dalam menjahit yang melibatkan menggulung benang, rambut, rumput, dan bulu di antara jempol dan jemari maupun bagian telapak tangan, telah berkembang menjadi proses modern yang menggunakan mesin canggih dan kemampuan presisi komputerisasi. Kebutuhan untuk mengamankan suatu barang maupun memperkuatnya telah mengarahkan manusia ke dalam kegiatan mengikat, mengeratkan, dan menjahit. Mengayam rumbaya untuk digunakan sebagai atap maupun kulit hewan yang dijahit untuk pakaian merupakan cikal bakal dari tekstil dan pakaian yang telah menjadi kebutuhan sehari-hari sekarang ini. Seluruh kebudayaan tekstil dan pakaian yang ada saat ini, dimulai dari kegiatan menggulung di zaman primitif.
Tidak ada yang tau pasti kapan dan dimana proses menggulung atau memintal ini mulai terjadi. Yang pasti proses ini melibatkan pengencangan bulu domba ke sebuah batu yang kemudian diputar hingga cukup kaku sehingga membentuk sebuah benang. Perkembangan selanjutnya, proses memintal menggunakan gelendong benang untuk menampung benang yang dihasilkan dan memudahkan pemintal mendapatkan benang yang cujup panjang. Lalu ditemukanlah mesin pemintal sederhana yang kemudian semakin mempercepat produksi benang. Penggunaan gelondongan baru digantikan oleh mesin pemintal pada abad ke-15 yang kemudian diperbarui dengan tambahan tenaga uap pada abad ke-18.
Proses produksi benang inilah yang menjadi landasan dalam perkembangan tekstil selanjutnya. Benang kemudian akan dirajut menjadi kain. Merajut pada awalnya adalah sebuah seni yang bahkan masih bertahan hingga kini. Kain rajutan yang memiliki pola tertentu, terutama yang bernilai tradisional, dihargai sangat tinggi dan memiliki nilai tersendiri. Rajutan pada dasarnya adalah kegiatan mengayam benang untuk membentuk sebuah kain.